Menggunakan pesawat akan membuat waktu tempuh perjalanan menjadi sangat singkat...
Sehingga hal ini membuat pesawat menjadi moda transportasi yang semakin favorit.
Namun disisi lain, sering kali muncul keluhan setelah menggunakan transportasi pesawat, berupa badan yang menjadi demam dan meriang.
Pesawat memang memberikan kenyamanan tersendiri untuk para penumpangnya, dibanding transportasi lainnya, tetapi ternyata pesawat juga menjadi tempat favorit untuk kuman bertebaran.
Pada sebuah penelitian oleh para ahli, disana disebutkan bahwa para penumpang pesawat akan mengalami resiko yang cukup tinggi untuk terserang penyakit ketika berada di pesawat.
Hal yang paling riskan adalah disaat liburan, ketika disana pesawat penuh dengan para penumpang, dimana para penumpang tersebut mulai anak-anak hingga orang dewasa.
Masalahnya nantinya akan menyebar kuman, bakteri, dan virus yang bersama para penumpang.
Tempat yang tertutup tanpa adanya sirkulasi udara menjadi penyebab tingginya resiko penyebaran penyakit di pesawat.
Walaupun pesawat dilengkapi dengan filter udara yang bermanfaat untuk menangkap / membersihkan partikel bakteri dan virus pembawa, tetapi yang menjadi masalah adalah saat mesin pesawat sedang dimatikan, maka secara otomatis alat penyaring udara juga akan berhenti bekerja.
Disaat seperti itu kuman dan bakteri akan bisa leluasa berbiak.
Pada sebuah studi penelitian pada tahun 1979, disana menyimpulkan bahwa ketika pesawat berhenti selama tiga jam, dengan mesin dan air conditioner(AC) yang juga mati, 72 persen dari 54 orang di dalam pesawat jatuh sakit dua hari sesudahnya.
Untuk alasan itu, pada 2003 Federal Aviation Administration mengeluarkan peraturan kepada maskapai penerbangan agar segera mengevakuasi penumpang jika selama 30 menit pesawat dalam keadaan tanpa sirkulasi udara.
Ancaman resiko penyakit yang paling besar adalah datang dari hidung, mulut, dan tangan penumpang yang duduk bersebelahan.
Pada sebuah penelitian menyebutkan bahwa infeksi bisa menyebar dari dua kursi di samping, di depan, dan belakang.
Penelitian juga menunjukan bahwa penyakit dapat menyebar dengan mudah di kabin pesawat.
Pada sebuah penerbangan jarak jauh pada 2009, peneliti menemukan adanya penularan penyakit flu burung. Dan sekitar 2 persen dari penumpang tertular penyakit flu burung, yang berasal dari seorang penumpang.
Dan lebih parahnya lagi, seminggu kemudian 5 persen penumpang juga terserang Flu burung.
Semoga bermanfaat.
Sehingga hal ini membuat pesawat menjadi moda transportasi yang semakin favorit.
Namun disisi lain, sering kali muncul keluhan setelah menggunakan transportasi pesawat, berupa badan yang menjadi demam dan meriang.
Pesawat memang memberikan kenyamanan tersendiri untuk para penumpangnya, dibanding transportasi lainnya, tetapi ternyata pesawat juga menjadi tempat favorit untuk kuman bertebaran.
Pada sebuah penelitian oleh para ahli, disana disebutkan bahwa para penumpang pesawat akan mengalami resiko yang cukup tinggi untuk terserang penyakit ketika berada di pesawat.
Hal yang paling riskan adalah disaat liburan, ketika disana pesawat penuh dengan para penumpang, dimana para penumpang tersebut mulai anak-anak hingga orang dewasa.
Masalahnya nantinya akan menyebar kuman, bakteri, dan virus yang bersama para penumpang.
Tempat yang tertutup tanpa adanya sirkulasi udara menjadi penyebab tingginya resiko penyebaran penyakit di pesawat.
Walaupun pesawat dilengkapi dengan filter udara yang bermanfaat untuk menangkap / membersihkan partikel bakteri dan virus pembawa, tetapi yang menjadi masalah adalah saat mesin pesawat sedang dimatikan, maka secara otomatis alat penyaring udara juga akan berhenti bekerja.
Disaat seperti itu kuman dan bakteri akan bisa leluasa berbiak.
Pada sebuah studi penelitian pada tahun 1979, disana menyimpulkan bahwa ketika pesawat berhenti selama tiga jam, dengan mesin dan air conditioner(AC) yang juga mati, 72 persen dari 54 orang di dalam pesawat jatuh sakit dua hari sesudahnya.
Untuk alasan itu, pada 2003 Federal Aviation Administration mengeluarkan peraturan kepada maskapai penerbangan agar segera mengevakuasi penumpang jika selama 30 menit pesawat dalam keadaan tanpa sirkulasi udara.
Ancaman resiko penyakit yang paling besar adalah datang dari hidung, mulut, dan tangan penumpang yang duduk bersebelahan.
Pada sebuah penelitian menyebutkan bahwa infeksi bisa menyebar dari dua kursi di samping, di depan, dan belakang.
Penelitian juga menunjukan bahwa penyakit dapat menyebar dengan mudah di kabin pesawat.
Pada sebuah penerbangan jarak jauh pada 2009, peneliti menemukan adanya penularan penyakit flu burung. Dan sekitar 2 persen dari penumpang tertular penyakit flu burung, yang berasal dari seorang penumpang.
Dan lebih parahnya lagi, seminggu kemudian 5 persen penumpang juga terserang Flu burung.
Semoga bermanfaat.
0 Response to "Pentingnya Berhati-hati Dari Penularan Penyakit di Pesawat!"
Post a Comment